Ketika Tom Cruise kembali sebagai Ethan Hunt dalam film Mission: Impossible – Fallout (2018), ia tidak hanya mengulang peran, tapi juga menaikkan standar aksi ke level yang lebih ekstrem. Film ini sukses membuat penonton menahan napas sepanjang durasi, karena setiap misinya terasa benar-benar nyaris mustahil.
Dalam Fallout, Ethan Hunt harus berpacu dengan waktu untuk mencegah bencana nuklir global. Ia menghadapi jebakan, pengkhianatan, dan aksi kejar-kejaran yang menggila—baik di udara, darat, maupun atap gedung. Tom Cruise sendiri melakukan semua aksi berbahaya itu tanpa pemeran pengganti, termasuk terjun HALO dari pesawat di ketinggian 25.000 kaki dan melompat dari atap gedung hingga patah tulang.
Christopher McQuarrie, sang sutradara, menyusun adegan aksi dengan intensitas maksimal. Ia menggunakan kamera handheld dan gerakan panjang tanpa potongan untuk meningkatkan rasa tegang dan realisme. Penonton tidak diberi waktu istirahat—setiap adegan langsung terhubung ke konflik berikutnya.
Tidak hanya aksi, film ini juga menyuguhkan intrik yang rumit. Ethan harus memilih antara menyelamatkan dunia atau menyelamatkan orang-orang terdekatnya. Konflik moral ini menambah kedalaman emosional, menjadikan Fallout bukan sekadar tontonan ledakan dan tembakan.
Chemistry antara Ethan Hunt dan rekan-rekannya, termasuk Benji (Simon Pegg) dan Ilsa Faust (Rebecca Ferguson), tampil kuat. Mereka bekerja sama, bertengkar, dan saling menyelamatkan dalam situasi paling berbahaya. Karakter-karakter ini membuat cerita terasa lebih hidup dan manusiawi.
Dengan aksi yang nyaris gila dan cerita yang intens, Mission: Impossible – Fallout membuktikan bahwa waralaba ini bukan hanya bertahan, tapi juga terus berkembang dan memukau. Tom Cruise berhasil menjadikan film ini sebagai salah satu film aksi terbaik dekade ini medusa88 login.